Senin, 20 Oktober 2014

Prilaku Etika Dalam Berbisnis


I.    Lingkungan Bisnis Yang Mempengaruhi Perilaku Etika
     Tujuan dari perusahaan salah satunya dalah memaksimalkan keuntungan. Namun, karena yang diincar adalah sebuah keuntungan, mudah sekali terjadi penyimpangan terhadap norma-norma moral. Orang lebih tergoda untuk menempuh jalan pintas dalam meningkatkan keuntungan. Namun semakin disadari bahwa godaan itu membawa risiko yang besar dapat berakibat hancurnya perusahaan pada jangka panjang. Dalam hal ini peran manajer sangat penting dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis secara etis.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku etika sebagai berikut :
1.    Lingkungan Bisnis
2.    Organisasi
3.    Individu

II.    Kesaling tergantungan antara bisnis dan masyarakat
Mungkin ada sebagian masyarakat yang belum mengenali apakah etika dalam berbisnis. Bisa jadi masyarakat beranggapan bahwa berbisnis tidak perlu menggunakan etika, karena urusan etika hanya berlaku di masyarakat yang memiliki kultur budaya yang kuat. Ataupun etika hanya menjadi wilayah pribadi seseorang. Tetapi pada kenyataannya etika tetap saja masih berlaku dan banyak diterapkan di masyarakat itu sendiri. Perusahaan merupakan  organisasi yang memiliki struktur yang cukup jelas dalam pengelolaannya. Ada banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun personal dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan sekitar. Untuk itu etika ternyata diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri Oleh karena itu kewajiban perusahaan adalah mengejar berbagai sasaran jangka panjang yang baik bagi masyarakat.
Bisnis  tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.

III.    Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika
Setiap pelaku bisnis haruslah tau cara berbisnis yang baik atau beretika dalam bisnis karena bisnis yang baik adalah bisnis yang dilakukan dengan adanya etika. Saling menghargai ke pada lawan bisnis dan juga tidak boleh bermain curang dalam melaksanakan bisnisnya. Karena apabila itu terjadi bisnis yang di laksanakan tidak akan berjalan panjang karena akan banyak yang merasa dikecewakan . jadi setiap pelaku bisnis haruslah tau cara berbisnis yang baik agar bisnis yang mereka jalankan berlangsung lama dan semakin berkembang pesat.

IV.    Perkembangan Dalam Etika Bisnis
Menurut K. Berten dalam buku nya Pengantar Etika Bisnis, perkembangan etika bisnis di bagi menjadi 5 periode yaitu :
1.    Zaman Prasejarah        
 Pada awal sejarah filsafat, plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan dalam konteks itu mereka membahas juga bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.     Masa Peralihan: Pada 1960-an
              Dalam tahun 1960-an terjadi perkembangan baru yang bisa dilihat sebagai persiapan langsung bagi timbulnya etika bisnis dalam dekade berikutnya. Dasawarsa 1960-an ini di Amerika Serikat ditandai oleh pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas, revolusi mahasiswa, penolakan terhadap establishment. hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dengan nama Business and Society.
3.     Etika Bisnis lahir di Amerika Serikat pada tahun 1970-an
pada tahun 1970-an Etika bisnis mencapai status ilmiah dan akademis dengan identitas sendiri, pertama kali timbul di amerika serikat. Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis sekitar bisnis, dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di Amerika Serikat.
4.     Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an di Eropa Barat
            Di Eropa Barat etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang sepuluh tahun kemudian. Pada tahun 1987 didirikan European Business Ethics Network (EBEN) yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademis dari universitas serta sekolah bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil dari organisasi nasional dan internasiona.
5.     Etika Bisnis Menjadi fenomena global pada  1990-an
              Dalam dekade 1990-an etika bisnis tidak terbatas lagi pada dunia barat. etika bisnis telah menjadi fenomena global dan telah bersifat nasional, internasional dan global seperti bisnis itu sendiri. Etika bisnis telah hadir di Amerika Latin , ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia lainnya. Tanda bukti terakhir bagi sifat global etika bisnis adalah didirikannya International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) di Tokyo pada 25-28 Juli 1996.

V.    Etika Bisnis dan Akuntan
Dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat.
Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban, yaitu kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis.

Kesimpulan :
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan. Perusahaan yang  meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika. faktor yang berpengaruh terhadap perilaku etika Lingkungan Bisnis, Organisasi dan Individu. Setiap pelaku bisnis haruslah tau cara berbisnis yang baik atau beretika dalam bisnis karena bisnis yang baik adalah bisnis yang dilakukan dengan adanya etika.
Sumber :
http://www.slideshare.net/lisachmad/bab-1-etika-bisnis
http://diahernawati.blogspot.com/2012/10/perilaku-etika-dalam-bisnis_1316.html
http://winasr.blogspot.com/2013/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html
http://igamuhammad.blogspot.com/2013/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html
http://fikaamalia.wordpress.com/2012/09/27/bab-2-perilaku-etika-dalam-bisnis/
https://jurnalmasbro.wordpress.com/category/uncategorized/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar