Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus
1902 di Bukittinggi. Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya.
Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan.
Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia merupakan anak laki-laki
satu-satunya.
Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah
tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan
pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon.
Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.
Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia
menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber
keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin
lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa
tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad
Hatta.
Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal
l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga
orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi’ah, dan Halida Nuriah. Dua orang
putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan
yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan
kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar
Baridjambek.
Periode Tahun 1950-1956
Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan
ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis
berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia
juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam
konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio
untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta
dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak
Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung.
Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam
bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).
Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa
apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan
mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk mengundurkan diri itu
diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua Perlemen, Mr. Sartono.
Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno. Setelah Konstituante dibuka
secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta mengemukakan kepada Ketua
Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan meletakkan jabatannya
sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung
Hatta tetap pada pendiriannya.
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh
gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari
Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta
mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul “Lampau dan Datang”.
Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya
sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari
berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung
Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas
Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang
Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang
ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara Hukum”.
Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis “Demokrasi
Kita” dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena
menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di
Indonesia waktu itu.
Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta
lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus.
Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden
Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan
tertinggi “Bintang Republik Indonesia Kelas I” pada suatu upacara kenegaraan di
Istana Negara.
Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik
Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto
Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir
pada tanggal 15 Maret 1980.
Sumber
Naskah: TokohIndonesia DotCom
(Ensiklopedi Tokoh Indonesia), dari Buku Makam Bung Hatta 1982 dan berbagai
sumber)
http://mediapendidikancubg.wordpress.com/2008/09/12/mengenal-bapak-koperasi-indonesia/